Padamu Negeri (Refleksi Dirgahayu RI Ke-64)

Padamu Negeri Kami berjanji

17 Agustus 2009 merupakan hari sakral bagi bangsa Indonesia karena Negara kepulauan ini merayakan kemerdekaannya yang ke 64.

Sebelum memperingati hari kemerdekaan ini banyak sekali cobaan yang mendera bangsa Indonesia mulai dari bencana alam, goncangnya ekonomi dunia yang berimbas pada naiknya harga bahan kebutuhan pokok dan yang terakhir adanya ancaman dan teror lewat bom bunuh diri yang mengakibatkan korban jiwa dan materi. Harga diri bangsa kita benar-benar dipertaruhkan di mata dunia.

Sebelumnya, kita baru usai melaksanakan pemilihan umum yang menjadi perhelatan akbar nasional, mulai dari pejabat tinggi baik di tingkat daerah hingga nasional akan dilantik, termasuk juga Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang direncanakan akan dilantik pada bulan kemerdekaan ini. Digedung megah yang dibangun dari uang rakyat, mereka akan meretas sumpah jabatan.

Sumpah adalah janji yang sungguh-sungguh atas nama Tuhan. Mereka bersumpah di bawah kitab sucinya. Bersumpah untuk setia kepada Negara Republik Indonesia, bersumpah untuk bekerja jujur, tidak KKN dan tidak menggadai kepentingan Negara demi kepentingan pribadi. Tentunya setiap apa yang mereka sumpahkan akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan seluruh rakyat Indonesia yang telah mengamanahkan tanggungjawab kepada mereka.

Kita tentu mendoakan dan harus mendukung agar mereka benar-benar teguh menjalankan amanah dan menjadi penyambung lidah rakyat. Sehingga apa yang mereka laksanakan benar-benar murni untuk kepentingan terbaik bagi rakyat Indonesia yang berkeadilan sosial dan dapat mewujudkan negeri yang gemah ripah loh jinawi.

Padamu Negeri Kami Berbakti

Bangsa Indonesia yang dijajah selama berabad-abad, dirampas kekayaan alamnya, dieksploitasi tenaga dan pikiran rakyatnya adalah untuk kepentingan penjajah semata. Pengalaman pahit saat dijajah secara militer oleh Portugis, Jepang, Belanda dan sekutunya tidaklah lagi kita rasakan saat ini. Malah hari ini kita bisa menikmati kemerdekaan ini dengan berbagai aktivitas yang kita jalani.

Namun apalah artinya jika kita hanya menikmati tanpa berbuat sesuatu yang positif untuk mengisi kemerdekaan ini. Generasi bangsa yang sadar akan cita-cita bangsa tidaklah berpangku tangan, namun ia akan mengerahkan segenap jiwa dan raganya untuk bangsa ini, berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbakti kepada nusa bangsa dengan cara mengorbankan sesuatu lewat tenaga, pikiran dan harta bendanya untuk masyarakat, untuk kemakmuran bangsa Indonesia. Bukan malah menggerogotinya dengan menjadi generasi yang malas dan bodoh.

Padamu Negeri Kami Mengabdi

Kemerdekaan Indonesia yang dirayakan saat ini bukanlah didapat dengan mudah semudah membalik telapak tangan, tapi ada jutaan nyawa yang melayang untuk menebusnya. Sejarah telah memberikan pelajaran penting pada kita bahwa kemerdekaan itu mahal harganya.

Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini adalah buah dari perjuangan  para pendahulu kita. Buah inilah yang kita kecap sehingga negeri ini sedikit demi sedikit sejajar dengan Negara lain, membangun ekonomi, budaya dan politiknya hingga turut dalam percaturan politik dunia.

Negeri kita belumlah mandiri sehingga butuh generasi yang dapat mengisi kemerdekaan. Kita harus mengabdi untuk negeri ini, pengabdian adalah bentuk kecintaan kita pada negeri ini. Mengabdi bukan berarti menjadi budak melainkan melakukan pekerjaan dan jabatan tidak hanya semata-mata untuk memenuhi ambisi pribadi dan keluarga, namun hendaknya diniatkan dan dipersembahkan bagi kepentingan bangsa dan kemajuan negeri ini untuk meraih martabat yang tinggi di mata dunia.

Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami

Apa yang bisa kita lakukan untuk negeri ini? Apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan? Apakah dengan melakukan perlombaan tujuhbelasan, memotong nasi tumpeng, mengibarkan bendera merah putih, menyanyikan lagu-lagu perjuangan kita telah dianggap mengisi kemerdekaan, apakah itu tujuan kemerdekaan sesungguhnya yang telah diperjuangkan para pendahulu kita?

Penjajah sudah tidak ada lagi, namun hakikat kemerdekaan sesungguhnya belumlah kita nikmati. Kita harus terus berjuang dan mengisi kemerdekaan ini dengan cara yang berbeda seperti yang dilakukan pendahulu kita.

Tujuan kemerdekaan seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 belum sepenuhnya kita rasakan. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia. Itulah cita-cita tertinggi bangsa Indonesia dan kita sebagai generasi penerus mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan cita-cita mulia tersebut.

Sebagai generasi muda, marilah kita jadikan peringatan hari kemerdekaan yang kita gaungkan ke penjuru dunia setiap tanggal 17 Agustus menjadi momentum untuk kembali merenungkan hakikat kemerdekaan sesungguhnya. Mengisi kemerdekaan ini dengan kegiatan-kegiatan positif adalah seminimal cara yang bisa kita lakukan.

Kita tentu tidak ingin lagi mendengar ada pulau kita yang dicuri, budaya kita yang diklaim oleh bangsa lain, orang-orang yang berprestasi dan pintar satu demi satu hijrah ke negara lain. Kita ingin negeri ini dihargai, dihormati dan tidak dipandang remeh negara lain. Semua itu adalah pekerjaan rumah Pemerintah dan rakyat Indonesia. Dan kita menjadi bagian didalamnya.

Mari mengisi kemerdekaan ini dengan menumbuhkan kecintaan kita terhadap ilmu pengetahuan, meningkatkan sumber daya kita, melaksanakan tugas dan pekerjaan sepenuh hati dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi diri dan keluarga, bagi masyarakat sekitar serta bagi perkembangan bangsa ini.

Dirgahayu Republik Indonesia ke- 64 Saatnya kita bersatu, bangkit dan maju…

Hidup Indonesia…  MERDEKA!!!