• Tulisan Teratas

  • Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

    Bergabung dengan 342 pelanggan lain
  • Blog Stats

    • 182.845 hits
  • Arsip

  • Internet Sehat
  • Kategori

  • Yang sudi mampir

    Habib pada Misteri Tokek Bag. I
    Abdi Jaya pada Pelarian
    angga pratomo pada Pelarian
    Abdi Jaya pada Melepas Jenuh di Pantai Ujung…
    wahyuancol pada Melepas Jenuh di Pantai Ujung…
    Olivia Paquin pada Karang Anyar, Bak Telaga …
  • Alexa Certified Site Stats for www.m4rp4un6.wordpress.com
  • Dukung Wisata Jogja

    Yogyakarta / Jogja
  • award-luv-ur-blog-dari-fanny1
  • Yang Singgah

  • Meta

Gadis itu Kembali…

Gadis itu datang kembali kemari, tetap seperti yang dulu. Suara yang lantang tak kenal siang atau malam, menyembur bagai petir menghantam gendang telinga jika ada sedikit yang mencandainya.

Gadis itu kembali dengan bentuk tubuh yang sudah berbeda saat ia dulu tinggal sejenak di sini dan pergi ke sana. Tak ada lagi tonjolan diperutnya layaknya seorang perempuan yang mendambakan buah hati untuk melanjutkan tongkat estafet keturunan dari darah dagingnya. Malangnya, itu adalah buah dari garapan orang yang tak dia tahu siapa…

Seperti penuturan orang-orang didekatnya kalau darah dagingnya yang masih berhak menyadap air susunya Baca lebih lanjut

Ada Apa di Hari Anak

23 Juli selalu diperingati sebagai Hari Anak Nasional. “Kenapa ya hari anak jatuh pada tanggal 23 Juli?” Tanya temanku saat itu. Aku menggeleng, tidak pernah terbersit rasa ingin tahu kenapa hari anak di Indonesia dirayakan pada tanggal 23 Juli.

Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang sudah tua dan sakit-sakitan ini memperingati hari anak sebanyak dua kali, satu berkelas nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli, satu lagi berkelas internasional yang biasa disebut Hari Anak Internasional yang diperingati setiap tanggal 20 November.

Lalu ada apa dengan hari anak… Baca lebih lanjut

Bila Harus Tega…

muka jelek jaya

muka jelek jaya

Ada rasa berdosa kadang ketika menolak permintaan tolong dari teman sendiri, apalagi kita adalah temannya yang setiap hari bertemu, bercakap-cakap, bersenda gurau dan malah terkadang tidur dalam satu kamar (jangan dipikir macem2 loh).

Koq tega? Begitu tanyaku pada diri setelah usai menolak ajakan teman untuk menemaninya ke suatu tempat. Padahal jika aku ikut dengannya, Baca lebih lanjut

Menutupi Kelemahan

Janganlah berbohong untuk menutupi kelemahan

————————————————————————————–

Sekelompok anak bermain-main di sebuah sungai yang airnya mengalir cukup deras. Namun di sisi kanannya air kelihatan tampak tenang, menandakan kalau dibagian itu cukup dalam. Seorang yang tampak lebih dewasa alias pendamping bagi anak-anak berusia sekolah menengah itu menyuruh anak-anak berhati-hati saat mandi di bagian yang dalam.

“Hati-hati kalian, di situ dalam. Lebih baik kalian mandi di sini.” Perintahnya dengan serius. Ia lah yang memimpin anak-anak itu ke sungai. Anak-anak meminta bermain ke sungai untuk berekreasi setelah mengikuti latihan rapai (seni musik dari Aceh dengan alat musiknya berupa rebana).

Namanya anak-anak, mereka tetap saja membandel. Beberapa menaiki tebing sungai, lalu melompat satu persatu. Pendamping hanya terpelongo, tampak sekali wajah kekhawatirannya terpasang dan berjalan bolak balik sambil menahan kesal.

“Hei… ke ujung lagi lah kalian, kalau segitu aku pun berani.” Teriak salah seorang anak berambut ikal. “Percuma lah kalian anak kampung. Berenang pun nggak bisa.” Teriaknya lagi sambil berdiri di daratan. Baca lebih lanjut

Islamic Calendar

(Foto) Kurang Kerjaan

Wah… senangnya kalau tulisan kita dibaca orang, terus dikomentarin, terus disuruh update lagi. Bagi sebagian blogger yang udah beken barangkali itu hal yang wajar, tapi bagiku ini merupakan suatu apa ya namanya, ya seneng ajalah pokoknya. Jelek-jelek begini, ternyata masih ada yang menanti…

Waktu zaman kuliah dulu, kakak-kakak senior suka nyuruh nulis, nulis dan menulis, pokoknya pasang target, satu bulan minimal harus ada satu tulisan kita nampang di koran. Walau dari koran lokal yang minim, mulai dariĀ  minim pembelinya, minim halamannya, minim kualitasnya dan minim honornya kalo pun dimuat. Tapi ya, ternyata menulis artikel itu memang sangat sulit. Selain harus punya referensi yang banyak, pengetahuan yang luas dan penguasaan kaidah penulisan yang mumpuni juga harus rajin-rajin mengirim, terutama pemula.

Hasilnya… Baca lebih lanjut