Pagi itu Digol membawa sepedanya ke doorsmeer untuk menempel ban belakang sepedanya yang bocor. Jangan ditanya mengapa doorsmeer bisa menempel ban. Itu seperti bertanya mengapa ada odong-odong di ****mart.
Sedang asyik menonton pertunjukan memasak ban, tiba-tiba Digol dikejutkan suara nenek-nenek setengah berteriak dari arah samping teras doorsmeer.
“Pulang kau! Pagi-pagi udah melalak aja entah kemana. Capek orang mencarinya. Kupotong lah kau nanti”.
Mata Digol kearah sumber suara dan berpindah mencari target marah si nenek.
“Aneh. Gak ada orang pun. Siapa gerangan yang beliau marahi?”
Kepala Digol celingak-celinguk mencari. Tidak ada makhluk lain kecuali dilihatnya seekor Entok berjalan bergeol-geol kearah si nenek.
Di hampir seluruh pelosok negeri, tersiarlah kabar buruk bahwa telah datangnya sejenis penyakit yang ditimbulkan oleh virus yang menyerupai flu yang dapat menyebabkan kematian. Kabar tersebut telah banyak terbukti karena banyak hulubalang telah menyaksikan melalui televisi dan berita media daring korban-korban yang berjatuhan dan menghembuskan nafas terakhir dengan rasa sesak dan batuk kering. Kerajaan Bedogol melalui Baginda raja memerintahkan seluruh rakyatnya untuk berhati-hati untuk tidak berkeliaran dan para hulubalang diwajibkan memakai masker baik ketika di luar istana maupun di dalam istana. Perintah ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menjaga keselamatan para hulubalang yang menggantungkan hidup mereka di istana. Jika satu hulubalang saja terkena, maka penularan bisa saja terjadi bahkan sampai kepada baginda raja. Apakah kamu tahu apa yang terjadi jika wabah sampai ke istana? Raja akan diisolasi, tetapi tidak bersama dayang-dayang yang cantik jelita seperti raja di negeri seberang sana, Thailand. Virus yang berbentuk mahkota bernama Corona itu tidak pandang bulu siapa yang dihinggapinya. Seolah-olah virus corona sedang mendapatkan panggungnya dan bernyanyi
Orang kaya mati, orang miskin mati
Raja-raja mati, rakyat desa mati
Situasi di kerajaan bedogol sedikit panik dan mulai menyalakan tanda bahaya. Kerajaan bedogol yang selama ini menerima upeti dari rakyatnya mulai mendapatkan imbas dari kemunculan monster kecil corona. Banyak diantara rakyat negeri bedogol kesulitan untuk membayar upeti karena rakyat kesulitan untuk bekerja. Selain karena rasa takut yang menghinggapi ketika berangkat bekerja dari rumah, rakyat juga kesulitan bekerja karena tempat mereka bekerja juga ditutup. Para nelayan takut melaut, ibu-ibu takut pergi ke pasar, pasar menjadi sepi, orang yang berjualan di pasar memasang wajah sedih karena dagangan mereka belum ada yang membeli. Jika ada yang membeli, itu karena mereka memiliki uang dan keberanian atau karena terpaksa. Para pedagang makanan mengeluh karena dagangannya tidak laku, akhirnya para pedagang makanan itu memakan dagangannya s endiri dibantu kucing dan ayamnya.
Pulang kerja, seperti biasa aku naik angkot Sandhra Prima. Karena ini bulan ramadhan, maka jam pulang kantor lebih on time, jam 5 lewat udah screen finger. Kalau hari biasa sih pulangnya hampir jam 6.
Kalau pulang jam 5.15 aku masih sempat buka di rumah. Itu pun kalau supir angkotnya mengemudi dengan kecepatan diatas rata-rata dan tidak ikut ngantri beli bensin di SPBU.
Pernah kemarin malah angkot Rajawali kehabisan minyak di dekat Rumah Sakit Umum Sulaiman. Jadinya aku WO dari angkot karena nggak sabar nungguin supirnya nyari bensin ketengan. Tentunya setelah kutinggalkan ongkos beberapa ribu.
Kembali lagi… Di dalam angkot Sandhra Prima yang sunyi dan
Menjadi suami yang pengertian itu susah susah gampang. Artinya susahnya itu dua kali lebih banyak dari gampangnya. “Pengertian” disini maksudnya pengertian sama isteri sendiri lo…
Kata meme meme yang tersebar di dunia maya. Isteri itu ingin dimengerti. Sikapnya yang sering berubah-ubah, bukan kulitnya ya dan suka bilang terserah itu lah yang kadang dapat menjerumuskan suami ke wilayah konflik dan perang dingin. Hehe…
Namun bagi suami yang bisa mengambil pelajaran dari setiap peristiwa pedih semacam itu. Kebiasan isteri seperti itu akan dapat dihadapi dengan tenang dan bijaksana asal dapat mengulik sebab musababnya.
Menikmati polusi udara pagi bagiku adalah hal yang biasa, karena setiap pagi aku sudah berada dalam mopen untuk menuju ke tempat kerja. Di dalam mopen aku bersama penumpang lain yang punya tujuan sama. Mereka berpakaian seragam dinas warna coklat, dan ada yang menyembunyikannya dibalik sweater. Barangkali untuk menjaga seragamnya dari debu atau kotoran lain yang mungkin bisa menodai seragamnya. Begitu pula yang aku lakukan. Namun bajuku lebih berisiko karena warnanya putih.
Penumpang perempuan pada umumnya lebih suka menggunakan masker. Menurut fungsinya, masker digunakan untuk melindungi pernafasan dari debu dan bau. Namun saat ini masker seakan menjadi tren tersendiri bagi orang-orang yang bepergian. Tren yang baik buat kesehatan sih. Tapi kalau digunakan di dalam mopen, nampaknya hanya untuk kamuflase atau berfungsi lain. Tidur akan lebih nyaman dan lebih percaya diri karena tidak kuatir ilernya menetes dan menganak sungai.
Ketika aku berada didalam mopen, sesekali aku memperhatikan ninja-ninja yang sedang terlelap. Kuperhatikan motif maskernya. Ada yang polos, berwarna-warni dan ada juga yang bermotif tokoh kartun kayak Doraemon atau Spongebob. Masker kartun Upin Ipin ada nggak ya? Harusnya sih ada.
Yang tidak memiliki masker biasanya menggunakan sisa ujung
Seperti biasa, aku berangkat pagi-pagi sekali ke kantor yang jaraknya lumayan jauh dari rumah dan harus ditempuh dengan angkutan umum. APV yang disulap menjadi angkutan umum berwarna hijau dan aku berada didalamnya bersama 6 orang penumpang yang tiada kukenal.
Di pertengahan jalan, tepatnya di Desa Sei Buluh, naiklah seorang penumpang berjenis kelamin perempuan dengan rambut yang sudah memutih dan memakai pakaian. Aku pastikan dia seorang nenek. Belum lagi ia duduk, mopen alias mobil penumpang itu bergerak sehingga tubuhnya terdorong ke depan dan meluncurlah kata-kata mutiara dari mulutnya karena terkejut.