• Tulisan Teratas

  • Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

    Bergabung dengan 342 pelanggan lain
  • Blog Stats

    • 182.848 hits
  • Arsip

  • Internet Sehat
  • Kategori

  • Yang sudi mampir

    Habib pada Misteri Tokek Bag. I
    Abdi Jaya pada Pelarian
    angga pratomo pada Pelarian
    Abdi Jaya pada Melepas Jenuh di Pantai Ujung…
    wahyuancol pada Melepas Jenuh di Pantai Ujung…
    Olivia Paquin pada Karang Anyar, Bak Telaga …
  • Alexa Certified Site Stats for www.m4rp4un6.wordpress.com
  • Dukung Wisata Jogja

    Yogyakarta / Jogja
  • award-luv-ur-blog-dari-fanny1
  • Yang Singgah

  • Meta

Cermin Cembung dan Cekung Pembawa Sial

Kisah nyata ini terjadi waktu aku Sekolah Dasar Negeri 010044 Damuli… begini ceritanya…

Pelajaran IPA baru akan dimulai. Salah seorang guruku, berkumis tebal yang mengajar hampir semua mata pelajaran di sekolah (ini karena kekurangan guru, jadi guru yang ada kudu pinter-pinter) memasuki kelas VI. Pelajaran pun dimulai.

“Pelajaran kita hari ini melanjutkan pelajaran kemarin, yaitu mengenai Cermin Cembung dan Cermin Cekung…” Teriak Pak Guru. Ia pun memandangi kami satu persatu. Kami mulai curiga, pasti Pak Guru akan menginterogasi kami satu persatu. Matanya mulai berkeliaran ke 14 pasang mata muridnya.

Sejurus kemudian…

“Untuk penderita rabun jauh, cermin apa yang digunakan, Syawal?”

Wah, Syawal yang mendapat giliran pertama cuma bengong, lalu lirik ke kiri dan ke kanan. Temannya yang dilihat cuma geleng-geleng sambil mangap. Wajah Pak Guru tampak kesal.

Gunawan, cermin apa yang digunakan untuk penderita rabun jauh?” Sama saja. Pak Guru berdiri dari kursinya. Menahan emosi akibat kebodohan murid-muridnya. Aku berdoa agar Pak Guru tidak memanggilku.

“Iwan…!”

Iwan yang dari tadi menguap tersentak kaget.

“Cermin apa yang digunakan bagi penderita rabun jauh?” Pertanyaan ketiga yang sama. Suara Pak Guru seperti petir. Namun yang ditanya menjawab dengan pede dan terbata-bata

“Ce… Cembung Pak. Eh, cekung Pak. Eh, cem…”

“AAAHHH… TAIK KAU…!!”

Kami kaget. Pak Guru benar-benar kesal dan marah. Iwan yang menjadi murid pertama menjawab langsung merah padam mukanya kena maki Pak Guru. Tak berapa lama ia pun menangis.

“Hu..hu…huuu, pu… pulang aaaja lah aku..uuu.uuu”

Iwan pun beranjak pergi ke luar kelas sambil sesunggukan. Tapi akhirnya ia masuk lagi karena ia lupa membawa tasnya.

Kami menahan geli sekaligus ngeri… Kalau diingat sekarang. Pasti ketawa sendiri. Oh… Iwan yang malang