• Tulisan Teratas

  • Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

    Bergabung dengan 342 pelanggan lain
  • Blog Stats

    • 182.840 hits
  • Arsip

  • Internet Sehat
  • Kategori

  • Yang sudi mampir

    Habib pada Misteri Tokek Bag. I
    Abdi Jaya pada Pelarian
    angga pratomo pada Pelarian
    Abdi Jaya pada Melepas Jenuh di Pantai Ujung…
    wahyuancol pada Melepas Jenuh di Pantai Ujung…
    Olivia Paquin pada Karang Anyar, Bak Telaga …
  • Alexa Certified Site Stats for www.m4rp4un6.wordpress.com
  • Dukung Wisata Jogja

    Yogyakarta / Jogja
  • award-luv-ur-blog-dari-fanny1
  • Yang Singgah

  • Meta

Asyiknya Melanggar Aturan

Ujung Karang Beach

Terkadang ada asyiknya melanggar peraturan, etika, norma dan sejenisnya (asal jangan melanggar nenek-nenek nyebrang aja, dijamin gak asyik). Gak percaya, tanya aja sama anak sekolah yang gak suka pake helm, yang nerobos lampu merah, kebut-kebutan di jalan. Kalau pernah punya pengalaman yang sama maka akan kamu rasakan sensasinya.

Begitu juga yang suka ngebolos sekolah, keluar malam tanpa izin orang tua, nonton keyboard mak lampir dan masih banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang kalau dilakukan akan memacu adrenalin dan kepuasan tersendiri.

Tujuan orang melanggar peraturan sebenarnya bermacam-macam, ada yang cuma ingin mendapatkan pengakuan, pingin dilihat orang, dikenal sehingga merasa dirinya itu dianggap hebat dan sebagainya. Biasanya hal ini sering diidap anak-anak baru gede. Contohnya seperti yang di paragraf pertama tadi, (males nulis ulang. Capek).

Ada pula yang melanggar aturan karena terpaksa dan dipaksa. Kalau yang terpaksa itu misalnya, ada larangan gak boleh makan daging bagi yang kolesterolnya tinggi. Tapi karena gak ada makanan lain dan kondisi sangat lapar, akhirnya ya terpaksa dimakan. Melanggar aturan karena dipaksa misalnya, anak yang tidak sekolah karena dipaksa orangtuanya cari duit buat membantu perekonomian keluarga.

Ngomongin soal melanggar aturan, etika, norma dan sebagainya. Suatu senja di Pantai Ujung Karang Meulaboh, saya dan teman-teman menyudahi ritual mandi air laut karena jam sudah menunjukkan batang hidungnya, maksudnya udah pukul 06.00 sore. Bentar lagi kan maghrib tuh, jadi harus segera pulang.

Waktu pergi, saya masih berpakaian sopan dan menutup aurat. Tapi karena mandi, saya harus melepas celana panjang dan meninggalkan kolor selutut. Saya tetap setia dengan kolor itu sembari pulang bersama teman memacu Yamaha gunung yang udah karatan. Awalnya was-was juga, karena di Aceh disyariatkan untuk berbusana menutup aurat.

Tapi tidak mungkin berganti celana di pantai, karena tempatnya terbuka. Akhirnya diterobos juga senja itu dengan tubuh yang dibalut kaos dan celana kolor selutut yang masih basah.

Pulangnya kami memilih jalan yang berbeda dengan jalan pertama datang ke pantai. Jalan pulang ini melewati Pos Polisi Militer (PM) yang memiliki dua polisi tidur yang terbuat dari tali kapal dan sebuah pos di pinggir jalan yang selalu dijaga dua orang PM.

Biasanya jika ingin melewati jalan tersebut, pengendara diwajibkan memakai helm dan menutup aurat. Namun sore itu saya tidak melakukan keduanya. Helm tidak dipakai karena kepala masih basah.

Dengan sok paten, kami pun melewati jalan tersebut. Dalam hati berdoa semoga pos lagi kosong, atau penjaganya lagi tidur atau gak memperhatikan kami lewat. Aku pun menoleh ke pos memastikan keadaan. Tapi, oow… salah seorang anggota PM langsung berdiri dan melambaikan tangannya ke arah kami.

“Woi… Sini!!!”

Walah. Ppasti mau dihukum nih. Disuruh push up atau disuruh nyorong sepedamotor dengan jalan mundur. Aku pun tersenyum pada mereka lalu tancap gas.

Walau Deg-degan. Tapi ada juga sih kepuasan setelah melakukan itu. Saya cuma mau nunjukin kalo saya berani melawan orang-orang kayak mereka. Jalan umum kok dibuat aturan kayak begitu. Apalagi hukumannya memalukan sekali. Jadi lebih baik kabur daripada menyerahkan diri. Dalam hati kuberkata, “kejarlah kalau berani.” (Berani kok kabur)

Hahaha… Puas puas. (Jangan ditiru ya pengalaman ini)

Btw, kalian punya pengalaman tentang enaknya melanggar aturan, etika, norma dan sebagainya. Ayo berbagi…

22 Tanggapan

  1. Kunjungan balik di tengah malam juga šŸ˜€
    Oy,kira2 ada ggak ya manusia sekarang taat sama aturan?

    masih banyak kok bang, salah satunya kan abg

    Suka

  2. hahaha
    ceritanya menarik…
    kata temen-temen saya Pak, aturan dibuat untuk dilanggar hehehe

    hehe… tapi cukup sekali aja kok. Itu kan karena terpaksa

    Suka

  3. klo saya yang paling berkesan adalah ketika menghilang saat rekreasi di bali dengan teman-teman sehingga bisa tinggal lebih lama 1 hari dibali. he…3…x meskipun mesti nambah uang penginapan 50 ribu

    wah, punya ilmu apa nih, bisa ngilang-ngilang gitu šŸ˜€

    Suka

  4. Wekekekekekek
    Sesekali melanggar aturan nemang terasa bikin bangga. Asalkan jangan keterusan aja, Mas.
    Kalau mau pakai celana pendek sepuasnya silahkan ke tempat saya. jangankan PM, Pak RT aja gak berani ngelarang

    iya, cuma sekali saja. Uji nyali, hehe… Kapan-kapan deh kesana

    Suka

  5. wedew, contoh yang tidak baik šŸ˜€

    iya, don’t try this at home

    Suka

  6. hahaha…sekali2 boleh lah..

    songong juga si PM tadi ya..sok2an teriak WOI SINI…
    kl aku di situ..kudatangin dia sambil teriak2 kubilang aku atasannya hahahahha

    hahaha… aku tau bakal kalah kalo berantem ma dia, makanya lari aja…

    Suka

  7. Selama ini Mariska sekolah, kayaknya selalu dheg-dhegan kak kalo pas ngelanggar aturan.

    lebih deg-degan waktu dihukum kan…

    Suka

  8. Ngelanggar aturan itu kalau mingsih merasa senang berarti sudah keganggu syaithon mas. šŸ˜†

    hehe… sekali-kali membuat setan tertawa šŸ™‚

    Suka

  9. Fotonya itu dibuat setelah melanggar aturan, ya?

    Sekarang saya lagi nampang di Google! Untuk jelasnya baca artikel ini Celetukan Segar Search’s Engine

    gak bang, fotonya itu beberapa minggu sebelum kejadian

    Suka

  10. Artikelnya ini lho Celetukan Segar Search’s Engine. Yang d atas tadi adalah link search engine

    Suka

  11. karena memang peraturan di buat untuk dilanggar….,

    jangan dund, peraturan dibuat supaya tertib

    Suka

  12. wah gawat juga tuh…. kalo semua melanggar aturan bagaimana bila aturannya di balik saja jadi kalo melanggar bagus šŸ˜€

    contoh:
    boleh buang sampah sembarangan, jadi buat yg suka melanggar aturan berarti dia harus buang sampah pada tempatnya :mrgreen:

    bagus juga tuh idenya, šŸ˜€

    Suka

  13. Melanggar aturan asik?… hati tuh!

    Suka

  14. peraturan dibuat kan memang untuk dilanggar.
    hehe.

    emang asyik sih melanggar peraturan, tapi kalau berhasil.
    kalau ketangkep, nyeseeeel…
    diketawain juga sih bekangan, “kok bisa nekat bener, ya?”
    “lucu juga, ya? ” “seru banget pengalaman dulu, ya?” dan sebangsanya.

    iya, biasanya pengalaman buruk yang enak untuk diingat… šŸ˜€

    Suka

  15. Di negara ni, peraturan dibuat untuk dilanggar.

    hehee.. Contohnya ya abang ni lah!

    wakakak… sekali aja kok

    Suka

  16. asalkan jangan kecanduan melanggar aturan ya

    Insya Allah nggak akan kecanduan

    Suka

  17. Hahahha …
    Saya tidak akan meniru pengalaman ini …

    Mengapa ?
    karena saya tak bisa naik motor …

    Hahahhahaah

    Suka

  18. ada sensasi tersendiri saat kita udah break the rules… sensasi itu bukan karena ingin cari perhatian atau juga merasa bangga.. tapi sensasi kepuasan..

    *atau ini namanya satu penyakit ya.. hehehe

    Suka

  19. yap, sebuah kepuasan ngelanggar aturan.. tapi emang itu tujuan dibuatnya aturan.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke liudin Batalkan balasan