Budaya Memaki di Facebook

Manusia memang telah dimanjakan dengan teknologi. Robot-robot telah menggantikan tenaga manusia, surat/pos hampir ditinggalkan orang karena sekarang lebih mudah berkirim kabar lewat email atau sms, bahkan bisa berbicara langsung dengan seseorang yang ada di belahan bumi lainnya dengan menggunakan berbagai situs jejaring sosial, teleconference, handphone dan lain-lain.

Lama-lama mungkin kita semua seperti anak autis, asyik sendiri dengan mainannya. Teman menjauh, tak akrab lagi dengan anggota keluarga, solidaritas berkurang dan kita lebih senang dengan teman dunia maya ketimbang teman di dunia nyata.

Saat kita chatting dengan lawan bicara yang jaraknya beratus kilometer dari kita tampaknya asyik sekali. Tapi dengan teman yang satu tempat tidur dengan kita begitu membosankan. Malah kadang kita tidak benar-benar perduli saat sang teman sedang membutuhkan pertolongan.

Untuk curhat, kita tak lagi butuh teman. Cukup tinggalkan tulisan di status facebook, twitter atawa friendster. Tak lama akan ada beragam komentar untuk status tersebut, walau terkadang lebih banyak guyonnya ketimbang seriusnya. Teman yang diharapkan mengerti hati dan perasaan kita kurang berharga darikan status facebook.

Teman… saya suatu kali terbaca status facebook seorang anak remaja yang isinya penuh dengan caci makinya kepada Tuhan karena ditimpa masalah yang datang bertubi-tubi.

 

 

Ada juga yang menumpahkan makiannya karena disakiti sang pujaan hati.

Masih banyak caci maki lainnya yang dapat kita temukan di situs jejaring sosial dan hal seperti itu banyak dilakukan perempuan… (status itu bukan ditujukan padaku loh 🙂 )

Mereka tampaknya lebih senang mempublikasikan keadaan dirinya di media yang bisa dilihat berpuluh bahkan beratus pasang mata. Aib yang seharusnya ditutupi dibuka begitu saja, lalu menjadi santapan komentar-komentar kecil yang tidak tahu apakah bisa membantu mereka keluar dari kekesalannya atau malah tambah parah.

Berbahagialah orang-orang yang mampu menjaga dirinya dari kendali hawa nafsu dan tetap menjaga moral dimanapun berada.

bagi yang merasa statusnya kucomot di blog ini mohon maaf sebesar-besarnya, ini hanya sebagai contoh. Semoga yang punya status begitu lekas tobat dan tidak mengulanginya lagi.