Gempa di Sinabang menjelang azan subuh benar-benar mengagetkan kami. Guncangannya benar-benar terasa hingga aku dan teman-teman yang saat itu sedang bergadang beranjak keluar rumah. Di luar sudah banyak tetangga dan warga lainnya berhamburan. Ada yang jongkok ada pula yang sibuk menghubungi sanak keluarganya. Kulihat ke atas, kabel tebal listrik berayun-ayun. Kulihat kebawah, air got bergoyang.
Gempa sempat menggoyang kami lebih kurang dua tiga menit. Setelah reda, kami kembali ke dalam dan segera menghidupkan televise. Ternyata hampir seluruh stasiun televisi sudah mendapatkan berita dimana pusat gempa berada. Sinabang, 7.2 SR, belum diketahui korban jiwa dan kerusakan material.
Lagi-lagi Aceh menjadi langganan gempa. Saya yang saat ini bersemayam di Meulaboh merasa kecut, membayangkan air tsunami menghantam kota kecil ini. Di sinilah korban terbanyak kedua yang ditelan air bah raksasa setelah Banda Aceh pada 2004 lalu.
Stasiun televisi terus menggali informasi baik dari krunya yang ada di daerah-daerah di seluruh Aceh dan Medan membuat mata kami tak berkedip. Dering handphone pun tak berhenti mulai dari keluarga hingga sms teman-teman menanyakan kabar. Alhamdulillah, jaringan komunikasi tidak bermasalah. Listrik pun tidak padam. Tidak seperti di Banda Aceh dan Medan yang mengalami pemadaman.
Mendengar penjelasan dari pihak BMG, hatiku semakin kecut. Gempa ini berpotensi tsunami. Sekira pukul tujuh pagi, kami berkemas untuk mencari tempat yang lebih aman. Desa Blang Beurandang menjadi tujuan kami karena daerahnya berada di dataran tinggi. Pada awalnya kami tetap ingin berada di Meulaboh. Namun pimpinan tempat kami bekerja yang posisinya berada di Medan menyuruh kami untuk mengasingkan diri sejenak. Potensi tsunami itu menjadi alasan kuat untuk kami segera mengamankan diri dan melajulah kami kesana dengan mobil kantor.
Alhamdulillah, potensi tsunami dicabut. Namun warga sudah kadung khawatir. Ditambah lagi ada orang-orang yang tak bertanggungjawab menyebarkan isu air laut surut.
Di beberapa titik jalan menjadi macet. Salah satunya di daerah Lapang. Di sini kami terpaksa merayap-rayap seperti siput karena jalanan sudah penuh dengan warga yang naik (ke daratan yang lebih tinggi) dan yang turun (arah ke kota Meulaboh). Ditambah lagi anak-anak sekolah yang berpulangan karena jam belajarnya dihentikan pihak sekolah.
Dari yang kusaksikan di sepanjang jalan. Kebanyakan warga Meulaboh tidak nampak panik, aktivitas perekonomian tetap berjalan seperti biasa. Hanya memang banyak warga yang berkumpul di pinggir-pinggir jalan. Berbagi informasi. Pihak aparat keamanan juga cepat tanggap menjaga titik-titik yang rawan macet dan di setiap persimpangan lampu merah.
Aku sempat bertanya pada beberapa aparat kepolisian yang mengatur kelancaran lalu lintas dan mereka memastikan kondisi sudah aman. Terimakasih pak Polisi. Kamipun kembali ke rumah dengan tenang.
Terimakasih Allah yang memberikan peringatan dan tanda-tanda kekuasaanNya pada kita semua. Semoga menjadi pelajaran yang berharga untuk tetap memelihara rasa takut pada-Nya.
Ini ada video tentang jalanan yang ramai pasca gempa Sinabang tadi pagi
Filed under: Sejarah Linear | Tagged: Aceh, BMG, gempa sinabang, Medan, Meulaboh |
innalillahiwainalillahi rojiun.. semua dari Allah datangnya, cuma introspeksilah yg bisa dilakukan.. apakah diri ini banyak dosa atw tidak… nice post gan..
SukaSuka
Untunglah kamu gak papa…. Koneksi internet juga sudah pulih lagi ya? Jumpa di blog hehehe… Yah, perlindungan, ketabahan dan penghiburan pasti datang dari yang Kuasa. Tolak tsunami!
SukaSuka
Semoga Jay dan keluarga juga seluruh saudara kita di Aceh sana sabar, terus semangat..
Allah senantiasa melindungi, amiinn.
SukaSuka
tp alhamdulillah ya gak terjadi tsunami
moga2 gak ada lagi gempa2 besar di Aceh
SukaSuka
allhamdulilah jack kejadian pagi itu aku gak sempat merasakan lama gempanya. aku terbagun gempa hampir usai. he..he…he….
SukaSuka
saya mendengar adanya gempa ini dr radio ketika perjalanan ke kantor. kaget juga, krn aceh ada gempa lagi dng 7.2 SR.
semoga yg jd korban sll mendapatkan kesabaran
SukaSuka
saya jg dgr di TV, semoga bangsa ini dijauhkan dari berbagai macam bencana lg.. amin..^^
SukaSuka
Saat kejadian tersebut saya ga tau loh mas, saya ketiduran sampek pules. 😦
SukaSuka
Ya Allah
kau lakukan ini pasti ada maksud
Semoga kami cerdas mengambil hikmah
SukaSuka
yang lagi diberi cobaan mudah2an selalu tabah, Allah Maha Memiliki Rencana. Mudah2an kesedihan dan perih dari bencana itu segera berlalu.
SukaSuka
smoga smuanya memiliki hikmah,
menjadikan kita smakin taat…
karena usia dunia mungkin tak lama lagi..
smoga Allah akhirnya memberkahi
Aceh, dan negeri ini…amin 🙂
tetep smangat!!! saudaraku… 😀
SukaSuka
pertama kalinya saya merasakan gempa saat bulan puasa lalu, ketika kota tempat tinggal saya diguncang gempa 7.4 SR, begitu panik.. bahkan anak saya sempat sakit panas bbrp hari setelah kejadian itu, mkin krn trauma ya…
alhamdulillah kami tak mengalami apa2.. saya berharap warga aceh dan sekitarnya ( yang rawan gempa) tetap bersabar dan tak putus berdoa… salam bt semua saudara di aceh sana…
SukaSuka
Syukurlah ngga banyak kerusakan yang terjadi..! dan semoga lebih waspada dan tanggap menghadapinya..!
terimakasih kang…
SukaSuka
ya allah jagan
ter jadi gempah lagi
dan sya warga sinabang
SukaSuka
ia jadi di bikin jagan jd gempa
l;g
SukaSuka